Dalam kurun waktu
satu dasawarsa terakhir, kelompok-kelompok teater di kampus tanpa henti
menjalani proses kreatifnya, menghasilkan pementasan dan berbagai kegiatan
kesenian yang bertujuan memberikan edukasi. Meskipun dalam perjalanan
kreatifnya sering kali mereka mengalami berbagai macam rintangan, akan tetapi
semangat beraktifitas dalam kreatifitas tetap mereka jaga sebagaimana mestinya.
Dewan Kesenian
dan Kebudayaan Kota Bogor (DK3B), memahami kondisi tersebut sebagai sesuatu
yang positif; satu perjuangan yang dahsyat dalam menyampaikan kebaikan pada
masyarakat. Oleh karena itu, DK3B berinisiatif merancang sekaligus melaksanakan
sebuah program bernama “Parade Teater Kampus Bogor 2012”. Program ini merupakan
respon DK3B atas perkembangan teater di lingkungan kampus. Selain itu DK3B
bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, dalam hal ini mencoba
berperan sebagai fasilitator sekaligus memberikan pembinaan kepada para
kelompok teater kampus agar tetap menjadi bagian yang penting dalam membentuk
masyarakat Bogor yang cerdas dan berbudaya.
Kegiatan “Parade
Teater Kampus Bogor 2012” merupakan kegiatan yang berbentuk pementasan tunggal
dari setiap kelompok teater kampus yang terlibat sebagai peserta. Pementasan
tersebut berbentuk drama realis, adapun alasan DK3B memilih naskah drama realis
dikarenakan DK3B memahami bahwa di dalam naskah realis, kemampuan analisia
diposisikan sebagai hal yang terpenting dan utama. Di dalam ketepatan analisa
tersebut, setiap elemen yang terlibat dalam proses kreatif teater (sutradara,
aktor, penata musik, penata artistik dan lain sebagainya) akan mendapat
pengalaman yang luar biasa (sebuah pengalaman yang mencerdaskan). Hal tersebut
yang membuat DK3B mengambil langkah untuk menantang para peserta dalam mengemas
sebuah pementasan drama realis.
Parade Teater Kampus Bogor 2012 berlangsung lima hari di
Gedung Kesenian Kamuning Gading Balai Kota Bogor. Dalam sepekan masyarakat
Bogor disuguhkan empat pertunjukan drama realis dan satu penampilan khusus dari
teater independent di Kota Bogor
yaitu Teater Kaliyuga.
Selasa 24 April 2012, kegiatan dibuka oleh perwakilan
dari Pemerintah Kota Bogor (Edgar Suratman), dilanjutkan oleh pertunjukan
“Barabah” karya Motinggo Busye oleh Teater Cawan Sanggar Seni Akademi Kimia
Analisis Bogor. Usai pementasan, pelaksana teknis yang tergabung dalam Keluarga
Teater Kampus Bogor (KTKB), membuka forum diskusi seputar pementasan. Melalui
ruang tersebut, para hadirin menangkap adanya spirit yang luar biasa dari para
seniman kampus, karena meskipun keseharian mereka disibukkan dengan urusan
perkuliahan, berkarya tetap ditempatkan pada ruang khusus dan serius.
Hari kedua Rabu 25 April 2012, giliran Sanggar Seni
Teater Lentera Universitas Djuanda mempersembahkan drama berjudul “Dilarang
Bernyanyi di Kamar Mandi” karya Gusmel Riyadh. Meskipun terjadi beberapa
gangguan teknis, namun secara kemasan sebuah pertunjukan, pementasan tersebut
tetap layak untuk dikonsumsi masyarakat. Penonton yang berjumlah sekitar 150
orang pada malam tersebut, secara langsung telah mendapatkan hiburan sekaligus
teguran yang cukup tegas dari pementasan Teater Lentera. Pesan yang disampaikan
cukup sederhana, namun hal tersebut justru sering kita lupakan dalam kehidupan
sehari-hari. Terkadang kita lupa bahwa segala persoalan bisa diselesaikan
dengan cara musyawarah tanpa ada satu pihak pun yang merasa dirugikan. Itulah
kurang lebih premise dari pementasan
“Dilarang Bernyanyi di Kamar Mandi”.
Selanjutnya adalah penampilan khusus dari Teater Kaliyuga.
Meskipun tidak berlatar belakang dari kampus, pada hari kamis 26 April 2012,
mereka tetap menyajikan pementasan yang sesuai dengan tema yang diusung oleh
panitia Parade Teater Kampus Bogor 2012. “Dalam Balam-Balam, Sang Zaman, Sang
Kala dan Sang Pemimpi” karya Bram Gerung adalah sebuah potret tentang kondisi
manusia beserta alamnya pada saat ini. Pementasan yang kurang lebih berdurasi 1
jam dikemas sedikit berbeda, jika empat pengisi acara lainnya menyuguhkan
bentuk pementasan realis, Teater KaliYuga menyuguhkan pementasan berbentuk
surealis. Meskipun demikian, dalam pementasannya mereka tetap menyampaikan
pesan secara verbal, sehingga pesan yang disampaikan masih tetap bisa ditangkap
oleh penonton.
Hari ke-4 menyuguhkan pementasan “Mentang-mentang dari
New York” karya Noorcha Marendra yang digarap oleh Teater Karoeng Fakultas
Sastra Universitas Pakuan Bogor.
Kali ini adalah drama komedi satu babak yang
berbicara soal pengaruh budaya asing terhadap budaya lokal. Teater Karoeng,
dengan referensi sastranya secara serius membedah persoalan yang ada di dalam
naskah guna menghasilkan analisa yang paling tepat. Usaha tersebut tampaknya tidak
menjadi sia-sia. Pementasan yang berlangsung sehari sebelum pementasan terakhir,
Teater Karoeng berhasil menyita ratusan pasang mata yang hadir di Gedung
Kamuning Gading dengan kemasan pertunjukan yang segar dan penuh makna.
Sabtu 28 April 2012, hari terakhir dari rangkaian
pementasan dalam Parade Teater Kampus Bogor 2012. Komunitas Seni Budaya
Masyarakat Roempoet IPB memberanikan diri untuk menyajikan sebuah lakon
berjudul “Pinangan” karya Anton Chekhov. Naskah ini bisa dikatakan naskah yang
paling berat diantara naskah-naskah lainnya. Pinangan, adalah potret kemunafikan
manusia yang masih ada sampai saat ini, komedi satir yang sangat bagus dan
untuk memainkannya rasanya perlu melewati proses latihan yang panjang. Selain
itu, kemampuan analisa serta kecerdasan tentu saja menjadi salah satu modalnya.
Masyarakat Roempoet dalam pementasan “Pinangan”-nya berhasil membuat para
penonton tersenyum mentertawai dirinya sendiri.
Rangkaian pementasan pada Parade Teater Kampus Bogor 2012
akhirnya usai oleh pementasan dari kampus eksak tersebut. Setelah forum diskusi
seputar pementasan, Cherry Ksn, mewakili DK3B melaporkan hasil kegiatan
tersebut sebelum secara resmi ditutup oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Bogor Yan Yan Rusmana, S.Sos. Beliau mengatakan bahwa program
Parade Teater Kampus tersebut merupakan langkah awal untuk kembali membangun
atmosfir berteater di Bogor. “Tahun ini kami membuat Parade Teater Kampus, yang
kami garis bawahi adalah semangat berkarya dari para seniman kampus. Tahun
depan, semoga kami sudah bisa bicara soal kualitas”, katanya.
Parade Teater Kampus Bogor 2012 adalah sejarah baru
dalam peta kesenian di Bogor. Kolaborasi yang harmonis rasaya perlu terus
dikembangkan antar seniman senior dengan seniman junior. Mengapa demikian,
sekedar catatan masih banyak persoalan yang belum terselesaikan dalam ranah
seni pertunjukan salah satunya adalah gedung. Dengan mengumpulkan penonton
sekitar 200 orang setiap malam, menyesuaikan diri dengan akustik gedung sebelum
pementasan, minimnya dana operasional, panitia bersama para peserta acara tetap
menjaga semangat untuk menuntaskan kegiatan Parade Teater Kampus Bogor 2012.
Hari ini kita (Masyarakat Bogor) tidak bisa lagi menutup mata dan menutup diri
dari perkembangan yang ada. Semoga Parade Teater Kampus Bogor 2012 sampai pada
tujuannya. Untuk membangun Bogor, tidak bisa dilakukan dengan seorang diri.
Kerjasama dari semua pihak adalah modalnya. Maju terus kesenian di Bogor. Ditulis Oleh: Nana Gemblong
Sumber: Buletin Seni Budaya "Kamuning" Edisi Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar